Kusaeni

16 tahun

Hampir sweet-seventeen! Bagaimana perjalanan domain ini?

Pada saat jurnal ini ditulis, tidak terasa sudah hampir 16 tahun usia domain ini.

Ketika mendaftarkan domain ini dulu, karena ada penawaran hosting gratis dari ServerMERDEKA yang kulihat reviewnya di majalah InfoLinux.

Seperti ServerMERDEKA, akhirnya majalah ini gulung tikar karena oplah yang semakin menyusut. Linux belum sepopuler itu sih di Indonesia, bahkan sampai sekarang.

Riwayat Hosting

Waktu berlalu, tahun berganti. Berikut daftar riwayat hosting domain ini.

Pada akhirnya layanan ini tutup, mungkin karena masalah biaya dan lain - lain (persaingan bisnis, kabarnya server sering diserang). Sementara itu situs induknya yaitu KIOSS pun sepertinya juga tidak aktif.

Alasan pindah karena supportnya yang menurut saya kurang bagus & hal yang sama saat pergi dari SM yaitu dukungan terhadap Textpattern.

Uptime yang buruk dan support yang memprihatinkan membuat saya terpaksa untuk berpindah.

Akhir tahun 2020 saya memutuskan untuk memindahkan data blog ke Github dan kemudian dihosting di Netlify. Domain masih di Dracoola.

Sekitar Oktober 2021, saya meninggalkan Netlify dan menyewa VPS di Upcloud . Sedangkan domain masih dilayani oleh Dracoola.

Dari WP ke Textpattern ke Jekyll ke Manual

Dari mencoba Joomla (dan banyak cms lainnya) kemudian beralih ke Wordpress. Sekitar tahun 2007 Wordpress masih bayi, baru ditelorkan. Aku masih ingat besar file installer yang besarnya dibawah 1.000kb. Tampilan-nyapun masih sederhana dan mirip dengan b2/cafelog.

Awal - awal WP masih banyak sekali bug'snya terutama kemudian ketika mulai naik daun, serangan spam di kolom komentar menjadi hal yang lumrah. Tapi sekarang WP benar - benar menjadi sebuah CMS yang fenomenal.

Beberapa tahun kemudian, saya memutuskan pindah mempergunakan Textpattern. Alasan utama adalah karena pengguna WP sudah terlampau mainstream di Indonesia, meski jika ditanya saya selalu menjawab bahwa Textpattern memiliki kemudahan dalam hal theming, lebih gegas, dan security yang lebih baik.

Dari Textpattern inilah saya mendapatkan beberapa lembar rupiah karena membantu orang - orang "mengecat" rumah mereka. Namun sayang dalam perkembangannya, TxP tidak seperti WP, banyak kendalanya terutama ketika core developer's TxP malah "dibajak" oleh Automattic untuk bergabung dalam pembangunan WP.

Ya disini duit memang berbicara, LOL

Perkembangan TxP ya segitu - gitu saja, tapi positifnya mereka memiliki basis pengguna yang loyal. Kecuali saya.

Saat itu sulit mencari hosting di Indonesia yang full support terhadap TxP dan sudah stabil memakai Archlinux untuk keperluan komputasi setiap hari membuat saya akhirnya pindah memakai Jekyll, untuk urusan hosting memanfaatkan Github Pages.

Saya ada beberapa artikel mengenai Jekyll namun tidak akan bahas hal tersebut disini.

Lalu setelah 16 tahun?

Tak ngerti lagi. Biasanya setelah beberapa bulan bakal hiatus kembali. Ya karena saya bukan penganut faham "blog bukan trend sesaat."

Namun untuk saat ini, jurnal dan semua artikel maupun yang lainnya ditulis secara manual HTML tanpa mempergunakan aplikasi CMS namun maupun Static Site Generator sekarang mempergunakan Eleventy.

UPDATE

Saat ini mempergunakan Lume, alasannya? hanya pengen berbeda saja. :D


Comment's

Berlangganan Artikel

dapatkan notifikasi saat artikel baru diterbitkan, langsung ke dalam inboxmu

Layanan ini didukung oleh Buttondown.