Kusaeni

Janur Ireng

Awal mula petaka yang dinanti

Janur Ireng
Penulis
Simpleman
Bahasa
Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa
Format
Papperback 295 halaman
ISBN
978-602-220-364-3∷ 2020
Rating
3 dari 5
Beli dimana?
Bukune Store di Shopee

Hai! : ingin mendapatkan buku ini? Silakan ikut giveaway buku ini. Terbatas.

Ini adalah buku ketiga dari Simpleman setelah KKN di Desa Penari dan Sewu Dino dan merupakan buku ke 2 dari serie saga Trah Pitoe atau legenda 7 keluarga yang memperebutkan puncak kehormatan dan kekayaan.

Setting waktu dalam Janur Ireng terjadi sebelum Sewu Dino. Janur Ireng menjelaskan latar belakang kenapa santet Sewu Dino dikirimkan kepada keluarga Karsa.

Sewu Dino

simpleman

Dia adalah Dela Atmojo, anak yang harus kamu rawat sampai waktunya tiba. Ia dikirimi kutukan santet sewu dino. Santet yang sudah merenggut nyawa hampir seluruh anggota keluarga Atmojo.

Kita akan mengikuti kisah yang dialami dan dituturkan oleh Sugik. Seorang lelaki yang “dijebak” untuk bekerja di keluarga Arjo Kuncoro seorang juragan kaya raya. Sugik ditugaskan menjadi sopir dan pelayan Sabdo Kuncoro, anak hasil perselingkuhan. Arjo Kuncoro sendiri sudah memiliki keluarga resmi dengan seorang istri dan 3 orang anak, salah satunya adalah Intan Kuncoro.

Arjo Kuncoro merupakan salah satu dari Trah Pitoe, dan dianggap sebagai salah satu keluarga terkuat dan memiliki ingon - ingon yang disebut sebagai Canguksongo.

Canguksongo adalah sejenis bangsa lelembut yang mengabdi kepada manusia dengan imbalan. Dalam kisah ini disebutkan bahwa Canguksongo meminta imbalan bersetubuh dengan istri Arjo Kuncoro

2 anak lelaki Arjo yaitu Pras Anum dan Batra Kuncoro ternyata tidak mampu menjadi pewaris yang bisa menjadi medium bagi turunnya Canguksongo, dan sosok yang dipilih oleh Canguksono adalah Sabdo Kuncoro. Hal ini membuat kedua pemuda itu kecewa dan marah cemburu kepada Sabdo. Sedangkan Intan Kuncoro menjadi bersimpati dan jatuh hati kepada Sabdo.

Sabdo kemudian harus menjalani banyak ritual untuk menjadi the next Canguksongo di dalam keluarga Kuncoro. Meskipun dalam hati Sabdo sebenarnya benci kepada Arjo karena telah menyebabkan kedua orang tuanya mati, mau tidak mau Sabdo harus menuruti. Dalam ritual - ritual tersebut, Sabdo harus berubah menjadi hewan kambing berwarna hitam (Bokolono) yang kemudian akan dibunuh oleh Arjo.

Bagaimana cara Arjo membunuh Sabdo tujuannya adalah untuk membunuh musuhnya, dimana musuh - musuhnya akan mati dengan cara seperti cara Arjo membunuh Sabdo (dalam bentuk kambing).

Hal ini terjadi berulang kali dan semakin membuat Sabdo benci kepada Arjo. Karena itu Sabdo memutuskan untuk menyingkirkan Arjo dengan cara bekerja sama dengan beberapa Keluarga Trah Pitoe yang merupakan “musuh” dari Arjo.

Di lain hal ternyata Sabdo melakukan hubungan terlarang dengan Intan Kuncoro yang membuat Intan hamil. Dan kemudian diputuskan bahwa Sabdo harus menikahi Intan.

Di hari pernikahan, Keluarga Trah Pitoe yang berkerjasama dengan Sabdo melakukan serangan ilmu hitam kepada keluarga Kuncoro dan mengkhianati Sabdo. Serangan ilmu hitam/santet ini diberi nama Janur Ireng, yang menyebabkan semua tamu undangan dan keluarga Kuncoro mati mengenaskan. Termasuk Intan Kuncoro yang dengan tangannya sendiri membunuh janin yang terkandung di dalam perutnya.

Yang selamat dari santet ini adalah Sabdo dan Sugik (yang ternyata dialah yang memasang santet di dalam rumah Arjo atas suruhan Mbah Karsa).

Sabdo akhirnya melarikan diri dengan dendam kepada keluarga Karsa yang telah mengkhianati janji dan menyebabkan Intan dan calon banyinya mati. Sedangkan Sugik kemudian menjadi sopir di kediaman mbah Karsa, sekaligus mencari perlindungan.

Sabdo entah bagaimana caranya berhasil menguasai santet Sewu Dino dan mengirimkan ke keluarga Karsa sebagai balas dendam.


Catatan

Kisah ini lebih gelap dan berat dibandingkan Sewu Dino. Saya perlu menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan buku ini.

Kendala terbesar adalah banyaknya tokoh dan kejadian yang membuat harus membongkar ingatan, harus membuka lagi untaian twit di Twitter Simpleman karena sebagian kisah sudah ditulis disana.

Saya tidak terlalu suka dengan kisah yang ini, nilai 3 dari 5 sudah cukup bagus. Saya membaca buku ini dan tidak terlalu ingin mengulang membaca lagi.

Ranjat Kembang

simpleman

Setelah memakan ratusan nyawa, perseteruan Trah Pitu menjalar begitu jauh, meneror keturunan termuda dan orang - orang di luar lingkaran keluarga. Buku ini membawa 3 pintu cerita yaitu Padusan Pituh (Mira), Lemah Layat (Agus), dan Kembang Wijayakusuma (Dela Atmojo)


Comment's

Berlangganan Artikel

dapatkan notifikasi saat artikel baru diterbitkan, langsung ke dalam inboxmu

Layanan ini didukung oleh Buttondown.